Kumpulan Puisi Kontemporer Tiongkok (4)
- Written by Liu Weilin
- font size decrease font size increase font size
Budaya-Tionghoa.NetMelanjutkan Kumpulan Puisi Kontemporer Tiongkok (1) , (2) , dan (3);
4. Puisi Ye Yanbin:
Biodata Singkat:
Ye Yanbin ( 1948 - ... ), penyair Tiongkok kelahiran Kota Heilongjiang, Propinsi Haerbin, pada tahun 1948. Karya puisinya dalam bentuk buku kumpulan puisi adalah “ Tidak Menyesal”, “Tahanan dan Merpati Putih”, "Kesan Abad 21", dll.
Sumber : http://www.inkdancechinesepaintings.com/pigeon/picture/2703025.jpg
Tahanan dan Merpati Putih
Ye Yanbin
Seekor merpati putih bersih seperti saljuTertembak sebutir peluru bisuTerjatuh ke sebuah jendela yang dilupakan sinar matahariJendela tahananDarah menetes di tenda besi yang berbercak karatDi atas bulu seperti saljuMasih mengepak angin bebas yang terakhir Ruang tahanan memenjarakan sebongkah batu sedingin esDi atas raga yang telah matiHanya dua mata yang masih belum matiRoh yang belum matiMenatap jendela ituDi jendela itu terikatSeorang tahanan Daya tahan dan asa masih bernafasSepasang sayap selembut awanDengan tenang telungkup di atas dada tahananOh, batu yang berhati manusia iniIya batu, ada juga kehangatan manusiaDan hati tahanan juga Hangat Oh, kehangatan yang begitu menakutkanMeluluhkan derita yang dibawa peluruMembuat merpati putih lupa terbangSehingga ruang tahanan dianggap sebagai…matahariOh, putih bersih yang begitu bahayaSayap suci, seputih saljuSehingga mata tahanan lupa jendelaLupa di sini seharusnya mengurungSeorang tahanan Dada tahananSarang merpati yang hangatMenghangatkan segalaSegalanya pun dilupakanTapi sayap yang terluka (meski terluka)Tidak lupaTapi jantung tahanan (meski dipenjara)Tidak lupaSayap yang tidak ingin dilupakanSedang bertanya pada jantung yang tidak ingin dilupakan;Apa yang paling dibutuhkan? Kebebasan!Apa yang paling diidamkan? Terbang! Lalu, sepasang sayap mengepak tanpa perasaanDengan kejam menarik merpati yang tak ingin pergiCakar merpati masih mencengkram erat enggan melepasBaju depan tahanan yang mengental darahLalu, jantung tahanan dengan dingin memerintahkanMemerintahkan lengan yang diborgolMengacung di atas kepala dengan gemetarMenating merpati keluar jendela Terbanglah tinggi-tinggi, tinggi-tinggilah terbangMerpati putih milik angkasaDi dalam tahanan tak akan ada kehangatanDi dalam tahanan tak akan bisa memenjarakan cintaDi dalam tahanan selamanya hanya ada:Sayap yang tidak bisa diguntingyang mendambakan kebebasan dan terbang di angkasaRoh yang dipenjaraTahanan selamanya menatap merpati putih terbangJendela tahanan ituAdalah mata yang selamanya tidak akan memicingSelamanya tidak akan mengatupHanya karena sayap merpati yang pernah ada di dadaAwan putihlah yang menemani ruang tahanan muram dinginSebuah hati yang selamanya tidak akan dingin
5. Puisi Tian Xiaoqing:
Biodata Singkat:
Tian Xiaoqing ( 1953 - ... ), penyair China yang telah menerbitkan buku kumpulan puisinya yaitu: “ Horison yang Hilang” dll.
Laut
Tian Xiaoqing
Air laut menghapus jejak-jejak kakiAku berkata:Tidak pernah ada orang ke mariTidak ada orang menerawang di sanaTidak seorang pun kehilangan sesuatu...Hanya jejak-jejak saja Aku ingin pamit pada pantai iniIngin membawaCahaya matahari menuju pantai lainnya dalam legendaJejakku sirna di atas lautSelamanya sirna...Tidak seorang pun kembali dari sana Matahari telah terbenamSeperti meluncur masuk ke dalam sebuah pintu tak terkunciMenagih ikrar pada dunia ini Air laut menyurutSuara ombakTertinggalDi atas karangSebentar, sebentarSeperti dengung telinga yang monoton tapi sengsaraKenangan adalah pantaiTiada jejak kakiTerbentang pantai yang silau dan kosong Di badan kapal kandasTelungkup sebuah gema yang hampa...Pantai seberangKematian
Tian Xiaoqing
Mereka berbicara tentang kamuSeperti membicarakan seseorang yang telah mati Demikianlah kau matiDi dalam penceritaan kembali kisahDi atas salib bahasaKau berulang kali mati Demikianlah kau matiTangan mencengkram erat lukaSeperti menggenggam sebuah rahasiaDiterjemahkan oleh Liu Weilin
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa