Review Film Mulan 2020 Featured
- Written by Diah Putri Chendra
- font size decrease font size increase font size
Budaya-Tionghoa.Net
Kekuatan sihir didefinisikan sebagai chi (Qi), dan ternyata Mulan juga menyembunyikan fakta bahwa ia memiliki kekuatan chi ini. Ini seperti konsep force yang ada pada Luke Skywalker, Mulan pun seakan menjelma menjadi sosok Rey Palpatine dalam Star Wars, ketika ia membuka dirinya bahwa ia wanita bersamaan dengan itupun kekuatannya bak super hero ini muncul. Penulis pun hanya menghela napas menyaksikan adegan yang kurang dramatis serta menjadi klise ini. Hal ini tidak sesuai dengan kisah berlatar historical apapun yang ada di Tiongkok kuno. Di Tiongkok kuno tidak memburu penyihir seperti di Eropa pada abad pertengahan. Jadi konsep penyihir ini jelas tidak dapat diterima. Dan chi tidak berarti sihir, konsep chi yang tampil di film Kungfu Panda malah lebih benar kata seorang reviewer Malaysia, dan saya setuju.
Dari segi kostum, dan make up, penulis mendengar bahwa Disney ingin meniru riasan klasik Tang, dan hasilnya dapat dilihat di foto di bawah ini, yang kiri make up dari film drama The Longest Day in Chang'an 2019 yang menceritakan dinasti Tang & telah diakui kemiripannya dengan sejarah.
Penulis sungguh tidak mengerti mengapa Disney membuat riasan aneh seperti ini, jika dilihat di layar lebar akan lebih aneh lagi. Bahkah dibandingkan dengan versi kartunnya, yang kartun Mulannya masih cantik kok.
Tidak ada make-up apalagi untuk acara perjodohan yang dibuat seperti itu, dan hanfu yang dikenakan Mulan penulis juga lebih suka versi kartunnya yang mendekati hanfu jaman Wei.
Belum lagi riasan Zheng Peipei yang terkesan berlebihan, ia berperan sebagai mak comblang yang di kisah ini berkarakter buruk, serta menyalahgunakan kedudukannya sebagai comblang untuk menekan para gadis agar tunduk. Memang pada jaman tersebut perjodohan adalah adat yang penting bagi keluarga Tiongkok kuno, tanpa menggunakan jasa comblang yang baik, anak gadis pada masa tersebut tidak dapat menikah.
Kedudukan comblang (meipo - 媒婆) dalam budaya Tionghoa memang penting, namun Disney seolah telah menciptakan stereotip yang buruk terhadap sosok meipo. Padahal jika Anda membaca kisah-kisah klasik Tiongkok, Anda akan sering menemukan sosok meipo yang baik.
Hal lain yang mengganggu tentu saja rumah di kampung halaman Mulan yang terlihat jelas di adegan awal, rumah itu adalah Tulou yang merupakan rumah khas suku Hakka yang ada di Tiongkok Selatan, dan arsitektur rumah tersebut baru ada pada abad 12.
Kemudian ada sekilas penampilan jurus taiji yang juga baru ada pada abad 13. Dan sepertinya keputusan Jet Li untuk tampil di film ini adalah keliru, karena semula ia telah menolak, namun akhirnya setelah pihak Disney membujuknya dengan mengatakan bahwa film ini memiliki kandungan sejarah, ia menerima peran sebagai raja. Sosok Jet Lee dapat dilihat dari gambar di bawah ini, dengan kostum kaisar Wei berlapis-lapis, sementara baju standar hanfu paling hanya tiga atau empat lapis saja.
Lokasi syuting yang dilakukan di Selandia Baru dan China juga terasa tidak mulus perpindahannya, bangunan-bangunannya seolah tampak memiliki perbedaan arsitektur China yang nyata, antara gaya bangunan yang benar-benar oriental dan dekorasi setting yang bercita rasa Barat namun dengan ornamen Tiongkok.
Singkat kata dari opini penulis, tampaknya Disney tidak memahami cerita ini dengan benar, dan persepsi maupun visual yang ditampilkan masih bercita rasa Barat, banyaknya artis Tiongkok yang terlibat bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Penulis juga melihat bahwa nama-nama Chinese yang terlibat dalam tim produksi kebanyakan berada di second unit, bukan unit utama seperti para animator yang membuat Mulan animasi.
Hua Mulan mungkin adalah karakter legenda, namun sebagai kisah berlatar sejarah, semangat keberanian serta kepahlawanannya telah menginspirasi orang Tionghoa beratus-ratus generasi. Menggubahnya menjadi super hero dan membuat kisah peperangannya tanpa logika strategi perang, hanya mengandalkan sihir dalam melawan musuh menurut penulis adalah tindakan yang tidak menghargai karakter dan sejarah itu sendiri. Sekian.
Ling-Ling - 12 September 2020